Sang Marinir yang Rajin Baca Al Qur'an di KRL, Alasannya Bikin Hati Bergetar!

02.16
berseragam loreng membawa senjata sudah biasa terlihat. Tapi kalau prajurit membawa dan membaca al-Qur’an di tempat umum, rasa-rasanya ini pemandangan jarang ditemukan.

Seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) berseragam loreng hijau kedapatan tengah asyik membaca Kitab Suci al-Qur’an di atas kereta rangkaian listrik (KRL).

Siang itu, awak hidayatullah.com yang tanpa sengaja satu gerbong dengannya, menyaksikan pemandangan tersebut dalam perjalanan KRL dari arah Jakarta Pusat menuju Bogor, Jawa Barat, Kamis siang, 20 April 2017.

Suasana gerbong pun terasa menjadi istimewa dengan keberadaan sang prajurit Muslim tersebut. Ia tampak khusyuk mengaji, sembari duduk di gerbong yang cukup lengang itu.

Sementara, pantauan hidayatullah.com, para penumpang lain rata-rata tampak asyik bermain gawai masing-masing. Ada pula yang membaca surat kabar.

Saat KRL berhenti di stasiun Pasar Minggu, dua orang penumpang wanita berjilbab yang masuk gerbong tampak langsung tersita perhatiannya dengan sang prajurit.

Seorang darinya melirik anggota Korps Marinir TNI Angkatan Laut itu, lalu berbisik-bisik kepada kawannya. Tak terdengar apa yang dibicarakan, mungkin dia bilang “keren banget tuh tentara”. Sang prajurit tetap khusyuk dengan bacaannya.

Begitu KRL melintasi kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, prajurit yang mengaji dengan suara tak terdengar itu mulai mengakhiri bacaannya. Ia memasukkan mushaf merah muda berukuran seperti laptop 15 inci, cukup besar, itu ke dalam tas ranselnya. Lalu beristirahat.

Sersan Kepala (Serka) Suharyanto, demikian nama pria berusia 34-an tahun ini, mengaku sudah cukup lama punya kebiasaan membaca al-Qur’an di sela-sela tugas dan kesehariannya.

Termasuk, kata dia, rutin mengaji dalam setiap perjalanan di KRL pergi maupun pulang dari Mako Pasmar-2, Jl Kwini II, Jakarta Pusat, tempatnya berdinas.

Rupanya, kebiasaan terpuji itu bagi Serka Suharyanto merupakan persiapan menyambut masa depannya di akhirat kelak.

“Bekal akhirat itu salah satunya adalah membaca al-Qur’an,” ujarnya saat ditemui hidayatullah.com setibanya di Stasiun Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Wah, prajurit keren begini patut diacungi jempol dan diteladani….!*

Sumber : hidayatullah.com

AMBRUK,! 2 Paspampres Ditusuk Orang Tidak Dikenal di Tanah Abang, Begini Kronologisnya!

02.27
Senin (24/4) malam menjadi peristiwa yang tidak mengenakkan bagi dua anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Pratu Pasaribu dan Prada Fatah Kudus harus dirawat di rumah sakit setelah bertikai dengan orang-orang tidak dikenal. Dikabarkan, mereka terluka cukup serius karena ditusuk oleh obeng berulang kali.

Peristiwa itu terjadi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Perkelahian itu terjadi tepatnya, di belakang Pura Agung Paspamres Jalan Kesehatan. Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto mengatakan kalau keduanya saat ini sudah dirawat. ’’Benar, informasinya demikian. Kami prihatin dengan kejadian itu,’’ terang Wuryanto seperti dilansir dari JPNN (Jawa Pos Group).

Informasi yang dikumpulkan, pertikaian itu dipicu saat Pratu Pasaribu bertemu dengan seorang pengendara motor di traffic light Jalan Kesehatan. Entah apa yang menjadi penyebab, yang jelas lantas terjadi cekcok antara mereka. Tiba-tiba, Pratu Pasaribu dikeroyok oleh tiga orang yang sampai saat ini identitasnya belum diketahui. 

Tahu temannya dikeroyok, Prada Fatah yang kebetulan melintas berusaha menolong. Namun, belum sempat berbuat banyak, salah satu pengeroyok memberinya bogem mentah. Pukulan itu membuat Prada Fatah tidak sadarkan diri.

Gara-gara itu, keduanya harus dirawat intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Jakarta Pusat. Kabarnya, Pratu Pasaribu mengalami luka tusuk obeng di bagian perut kanan dan kiri. Sedangkan Prada Fatah, mendapatkan lima tusukan obeng yang belum diketahui di mana saja lukanya.

sumber ; jawapos




Panglima TNI Dituduh Berencana MAKAR oleh Allan Nairn, Begini Reaksi Jendral Gatot!

01.52
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menanggapi analisis jurnalis asal Amerika Serikat Allan Nairn tentang dugaan makar terhadap Presiden Joko Widodo.

Dalam analisis yang dimuat di media online asal AS dan dikutip media online di Indonesia itu, Gatot disebut ikut andil dalam upaya makar terhadap Jokowi.

"Saya tidak akan menanggapi. Karena terlalu kecil bagi saya untuk menanggapi itu. Itu hoax. Ngapain harus ditanggapi," ujar Gatot saat ditemui di GOR Ahmad Yani, Kompleks Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (22/4/2017).
Meski demikian, Gatot tidak akan mengajukan pemberitaan itu ke proses hukum.

"Kalau tanya sama saya hal yang kecil kayak begitu, ya ngapain harus gitu (melapor). Biar media saja yang cari informasinya ya. Kalau saya, ngapain," ujar Gatot.

"Kalau saya harus mengajukan hukum dengan yang kecil-kecil kayak gitu, itu kan terlalu rendah," kata dia.

Gatot mengatakan, menanggapi pemberitaan semacam itu tidak ada gunanya. Sama saja seperti berkelahi dengan orang tidak waras.

"Itu sama saja dengan kamu berkelahi sama orang gila. Ya mau menang juga kamu dibilang gila. Mau kalah juga dibilang gila ya. Begitu saja," ujar Gatot. 

Sedangkan Allan Nairn melalui akun twitternya menantang TNI menggugat tulisan yang dibuatnya.

"Dear TNI: If you want to threaten brave Indonesian reporters and publishers, please threaten me too. (TNI threatens legal action v tirto.id)," cuitnya.

NGERI..! 5 Hari Dalam Sumur, Mantan Anggota TNI Korban Perampokan Bisa Bertahan Hidup!

17.19
Radimin (57) warga Sarirejo, Kaliwungu, Kabupaten Kendal yang ditemukan di dalam sumur di Lingkungan Ngancar, Bawen, Kabupaten Semarang, Minggu (2/4/2017) siang, kepada polisi menceritakan kronologis ia dirampok.

Kepada polisi, Radimin yang sudah bisa dimintai keterangan setelah dirinya mendapatkan penanganan di RSUD Ambarawa, mengaku, pada Senin (27/3/2017) malam dirinya sampai di Bawen setelah perjalanan dari berkunjung ke tempat orang tuanya di Yogyakarta.

Sesampainya di Bawen, bapak satu anak ini tidak lantas ke arah Semarang, namun berbelok ke arah Solo.

Ia bermaksud mampir ke Lopait Tuntang untuk membeli beberapa perkakas memasak seperti wajan, cetakan kue, dan sotil.

"Saat mau pulang, tepatnya di tanjakan setelah pintu keluar tol Bawen saya dihentikan oleh dua orang tidak dikenal," kata Radimin. 

Seketika purnawirawan TNI yang berdinas terakhir tahun 2012 ini langsung dimasukkan ke mobil Toyota Kijang Grand Extra warna merah yang tak ia hafal nomor polisinya.

Setelah di dalam mobil, korban dipukuli dan diinjak-injak hingga tidak sadarkan diri. Korban mulai sadar, Selasa (28/3/2017) siang karena terkena air hujan yang jatuh ke dasar sumur.

"Seperti mimpi saja, saya sadar dalam posisi di dalam sumur. Setelah itu saya pakai ponsel saya untuk telepon anak dan isteri sampai baterainya habis," kata Radimin.

Upaya untuk meminta pertolongan dengan menghubungi beberap nomor kelurganya pun gagal. Tidak ada sinyal seluler hingga di kedalaman sumur yang mencapai 15 meter tersebut.

"Saya tahunya sudah ganti hari jika matahari tepat diatas sumur, berarti itu sekitar jam 12 siang. Itu saja," ujarnya.

Selama di dasar sumur, pria yang sempat bertugas di Kodam IV/Diponegoro, Korem Makutarama 073/Salatiga, dan terakhir bertugas sebagai prajurit Kodim 0715/Kendal tersebut prakti bertahan hidup dengan cara menengadahkan mulut saat hujan atau kadang menampungnya dengan menggunakan baju.

Ketika berada di sumur yang tidak ada airnya tersebut, dirinya tidak bisa bergerak karena kaki dan dadanya sakit.

"Hanya bisa ugat-uget seperti belut, akhirnya saya pasrah dan terus berdoa. Hingga pada hari kelima, akhirnya saya ditemukan oleh pencari rumput," ungkapnya.

Radimin mengaku pada saat kejadian, dirinya membawa tas ransel berisi uang Rp 10 juta dan sepeda motor Yamaha Xeon warna hitam H 4382 ACD.

"Tas ransel berisi uang sekitar Rp 10 juta dan motor Yamaha Xeon tidak tahu di mana," ucapnya.

Dari hasil pemeriksaan medis di RSUD Ambarawa diketahui, korban mengalami patah tulang kaki sebelah kiri. Tepatnya tulang sebelum mata kaki. Selain itu, ditemukan luka lebam dan robek kecil di bagian perut serta dada.

Sebelumnya diberitakan, regu penyelamat berhasil mengevakuasi seorang pria dari dasar sumur berkedalaman lebih dari 15 meter di sebuah kebun kosong di Lingkungan Ngancar, Bawen, Kabupaten Semarang, Minggu (2/4/2017) siang.

Pria bernama Radimin (57) warga Sarirejo RT 2 RW 08 Kaliwungu, Kabupaten Kendal ini mengaku sudah lima hari berada di dalam sumur tersebut. Ia mengaku menjadi korban perampokan dalam perjalanannnya dari Yogyakarta menuju Kendal.

"Awalnya saya kira suara kucing menangis, suara tangisannnya meringik. Setelah dekat, saya kaget dari dalam sumur ada suara orang minta tolong," kata Mukimin, seorang warga yang tengah mencari rumput.

"Lalu saya tanya, kamu manusia bukan? dia jawab, orang," sebutnya

"Waktu saya tanyai dari atas, katanya dia dirampok dan dibuang di sumur ini sejak Selasa. Sebelum saya lapor ke warga lainnya, saya sempat lemparkan roti dan air minum ke dalam sumur," kata Faiz (26), salah seorang warga.

Faiz yang bekerja sebagai montir sebuah bengkel di Bawen ini awalnya dicegat oleh seorang warga lain bernama Mukimin (53). Dia diberitahu ada suara orang minta tolong dari dalam sumur.

Mukimin mengatakan, saat itu dirinya tengah mencari rumput di dekat sumur yang tertutup semak belukar di kebun milik Darus di lingkungan Ngancar RT 2 RW 2, Bawen.

"Awalnya saya kira suara kucing menangis, suara tangisannya meringik. Setelah dekat, saya kaget dari dalam sumur ada suara orang minta tolong," kata Mukimin.

"Lalu saya tanya, kamu manusia bukan? dia jawab, 'orang'," ucapnya.

Pria dari dalam sumur itu mengaku sebagai korban perampokan. Demi mendengar penjelasan pria tersebut, Mukimin antara kaget dan tidak percaya, tidak berani menengok ke dalam sumur.

Lalu Mukimin memutuskan untuk memberitahukan kejadian ini kepada warga lainnya.

"Pas sampai jalan, saya ketemu orang, saya beritahu. Kemudian informasinya menyebar," ucap Mukimin.

Regu penyelamat dari SAR Bumi Serasi dan BPBD segera ke lokasi kejadian setelah mendapatkan laporan dari warga.

Regu penyelamat berhasil mengevakuasi seorang pria dari dasar sumur berkedalaman lebih dari 15 meter di sebuah kebun kosong di Lingkungan Ngancar, Bawen, Kabupaten Semarang, Minggu (2/4/2017) siang.(Kompas.com/Syahrul Munir)

Upaya penyelamatan dilakukan dengan menggunakan alat utama vertical rescue dan berlangsung selama hampir satu jam. Dari atas, dasar sumur yang tidak mempunyai bibir tepi tersebut tidak tampak lantaran sangat dalam.

Sumur dengan diameter 1.5 meter ini juga sudah tidak berair. Dua orang petugas yang turun ke dalam berhasil mengevakusi Radimin sekitar pukul 10.48 WIB.

Saat ditemukan, Radimin dalam  kondisi lemah dan segera dilarikan ke RSUD Ambarawa untuk mendapatkan penanganan medis.

Aparat Polsek Bawen sedang mendalami peristiwa ini. Data sementara, berdasarkan kartu identitas berupa KTP dan kartu BPJS, Radimin merupakan anggota TNI.

sumber : kompas.com

GREGETAN.! Fadli Zon Akan Buat Sayembara Menangkap Iwan Bopeng!

04.00
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon meminta polisi mengusut tuntas peristiwa mobil terbakar di Cawang, Jakarta Selatan. Insiden itu terjadi bersamaan dengan acara Isra Miraj yang digelar FPI dan Habib Rizieq.

"Ya itu menurut saya juga harus segera diinvestigasi. Itu siapa yg melakukan itu? Sama seperti siapa yang menyiram air keras kepada Saudara Novel," kata Fadli di Komplek Parlemen DPR, Jakarta, Senin (17/4).

Fadli menyebut jangankan peristiwa besar. Kasus Iwan Bopeng yang dulu ramai karena menantang TNI pun tak ada kabarnya.

"Yang melakukan ancaman seperti Iwan Bopeng sampe hari ini tidak ketemu," ujarnya.

Jika memang Iwan Bopeng tidak dapat diketemukan, nantinya Fadli akan membuat sayembara mencari Iwan Bopeng.

"Bagaimana kok nyari Iwan Bopeng aja nggak ketemu. Apa perlu ada sayembara? Kalo boleh, saya bikin," tuturnya.

"Saya kasih hadiahnya untuk mencari Iwan Bopeng," pungkasnya.

Siap Bela Prajurit Jaga Pilkada, Gatot Nurmantyo : Panglimamu Ini Siap Jadi Terdakwa!

03.36
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menginstruksikan seluruh personel TNI tak takut menindak oknum yang melanggar hukum pada Pemilihan Kepala Daerah Jakarta 19 April 2017.

TNI mengerahkan sekitar 13 ribu personel di 13.024 Tempat Pemungutan Suara di seluruh Jakarta. Panglima Gatot menegaskan, seluruh personel TNI harus menjamin keamanan warga Jakarta untuk menggunakan hak pilihnya.

Warga diharuskan aman mulai berangkat dari rumah ke TPS, sampai kembali ke rumah. Hak memilih adalah konstitusi, sehingga negara dituntut untuk hadir. Bila masyarakat merasa ada intimidasi dan tidak aman saat milih, artinya negara tidak hadir.

"Kalau masyarakat merasa takut dan tak aman, dan tak bisa melaksankan haknya, maka negara tak hadir," ujar Gatot di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Selasa (18/4/2017).

Diucapkan Gatot saat memberikan arahan kepada seluruh personel TNI-Polri dalam acara apel pembekalan pasukan pengamanan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Gatot menjamin jika personel TNI tidak akan menduduk di kursi pesakitan saat menindak adanya bentuk intimidasi dan ancaman yang dialami masyarakat yang menggunakan hak pilihnya di tempat pemungutan suara, Rabu (19/4/2017) besok.

"Ini tugas mulia, lakukan tugasmu, pelajari betul apabila kamu melakukan tugas sesuai prosedur, apapun akibatnya untuk membuat Jakarta aman saya jamin kamu tak akan duduk di meja hijau sebagai terdakwa," ujar Gatot.

Gatot siap menghadapi proses hukum untuk membela prajuritnya. Terutama, yang melakukan tindakan tegas kepada pihak yang mengacaukan pelaksanaan Pilkada.
"Ini direkam, yang sebagai terdakwa yang memberi perintah kamu, panglimamu sebagai terdakwa," ujar Gatot.

Gatot memerintahkan jajarannya agar tidak ragu mengambil tindakan tegas untuk melindungi masyarakat khususnya warga Jakarta saat proses pemungutan suara berlangsung.
"Selamat bertugas selamat berjuang, saat ini negara memanggil kamu untuk berperang," tambahnya.

62 ribu personel gabungan dari unsur Polri, TNI dan Linmas yang disiagakan untuk mengamankan seluruh TPS. Gatot juga menambahkan ada pasukan cadangan dari TNI dan Polri juga telah disiapkan untuk menjaga situasi keamanan Jakarta.

"Kemudian di dekat TPS ada pasukan yang siap digerakkan setiap saat menuju tempat yang perlu bantuan, Kapolri siapkan pasukan cadangan dan saya siap pasukan cadangan," ujar Gatot.

sumber : tribunnews

Loekas Koestaryo, BEGUNDAL dari Karawang yang Membuat Belanda Belingsatan!

18.36
Membahas Kyai Haji Noer Alie … tak akan lengkap tanpa membahas “begundal dari Karawang” ini…. Begitu julukan tentara Belanda buat Loekas Koestaryo…….
Loekas sendiri tak mengetahui secara pasti apa sebab Tentara Belanda waktu itu menembaki warga Rawagedeh yang tak berdosa… hanya sangkaan Loekas adalah tentara Belanda frustrasi karena tak dapat menangkap ia dan Kyai Haji Noer Alie…..

Berikut petikan wawancara Pak Loekas Koestaryo dengan wartawan Tempo…….

“Maaf, sudah lama saya tidak menangis,” kata Lukas sambil mengusap air mata menggunakan ujung lengan panjang kemejanya. “Saat peristiwa pembantaian, saya sedang tidak di Rawa Gede, tapi di kampung lain di sekitar Karawang. Saya baru tahu pembanyaian itu keesokan harinya,” ujar Lukas.

Lukas mengaku tidak tahu persis alasan Belanda membantai penduduk tak berdosa itu. Namun, dia yakin peristiwa amat dahsyat itu disebabkan oleh rasa frustrasi pasukan Belanda yang tidak mampu menangkap pasukan pejuang, temasuk dirinya dan KH Noer Alie. “Kadang saya menyesal, mereka menjadi korban pembantaian demi melindungi para pejuang, termasuk saya dan KH Noer Alie,” kata Lukas.

Kebetulan, kata Lukas, saat itu daerah sepanjang rel kereta api yang membentang dari Karawang, Rawa Gede, dan Rengasdengklok menjadi basis pertahanan pejuang. Setelah Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947, Kapten Lukas Kustario dan KH Noer Alie sama-sama menempatkan pasukannya di Karawang dan sekitarnya.

Namun, secara alami, mereka saling berbagi wilayah operasi gerilya.

Lukas memegang wilayah dari Rengasdengklok, Rawa Gede, Karawang, ke selatan hingga hutan Kamojing. Adapun KH Noer Alie (Pimpinan Umum Markas Pusat Hizbullah-Sabilillah Jakarta Raya) dari Karawang ke utara, membujur dari Rawa Gede, Rengasdengklok, Batujaya, hingga Pakis. “Semua pejuang berpakaian seperti rakyat. Tak ada yang berani menggunakan pakaian dan uniform TNI, karena Karawang-Bekasi sudah dikuasai Belanda sejak Agresi Militer Belanda I,” kata Lukas.

***
ANAK petama Lukas, Lusiati Kushendrini Purnomowati, ingat ia pernah mendengar cerita tentang kejelian dan kelicinan ayahnya itu dari neneknya, Darsih. Ketika itu, kata Lusi, beberapa pekan menjelang peristiwa Rawa Gede, Lukas tengah di rumahnya di Cikampek bersama istrinya, Sri Soesetien, mertuanya Soekirno dan Darsih.
Tiba-tiba di depan rumah sudah berdiri sepasukan tentara Belanda. “Hati-hati Belanda, itu,” kata Darsih membisiki Lukas. Lukas yang masih mengenakan celana kolor, kaos singlet, dan kepala dililit handuk, tenang saja. “Di mana Lukas?,” kata seorang tentara Belanda kepada Lukas.
Lukas pun menjawab santai, “Oo, nggak tahu, barang kali di sana.” Begitu Belanda menjauh, Lukas segera berganti pakaian. “Langsung berangkat,” katanya. Lukas bertemu keluarganya kembali menjelang hijrah ke Yogyakarta pada Februari 1948.

Anak buah Lukas, Letanan Dua (Purnawirawan) TNI Soepangat, mengungkapkan, Komandan Batalion I Mayor Sudarsono sengaja menempatkan pasukan Lukas di Karawang yang “panas,” karena cocok dengan karakter Lukas yang pemberani dan cekatan.

Saat bertempur, Lukas selalu berada di posisi depan anak buahnya. Di sampingnya ada dua orang anak buah. Satu orang memegang bren, satu orang lagi memegang peluru. Saat berhadapan dengan musuh, kata dia, Lukas melakukan penembakan menggunakan bren telah tersedia di sisinya “Yang kesohor Lukas, karena itu (Rawa Gede) daerah kekuasaannya,” kata Soepangat di Cipanas, Cianjur, Kamis dua lalu.

Saking sulitnya Belanda menangkap Lukas, pihak Republik Indonesia menjulukinya sebagai tentara “kelotokan,” sedangkan Belanda menjulukinya sebagai “begundal” Karawang-Bekasi.

Perjalanan karir Lukas di ketentaraan bermula dari Madiun pada masa Pendudukan Militer Jepang 1942-1945. Lelaki kelahiran Magetan, 20 Oktober 1920, itu menjabat chudancho (komandan seksi) heiho di Madiun.Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Lukas dan rekan-rekannya mendatangi markas tentara Jepang untuk meminta senjata.

Mereka dipanggil Presiden Soekarno ke Jakarta, untuk menjaga keamanan. Sekitar 120 tentara dari Madiun diberangkatkan menggunakan kereta api pada 26 September dan tiba di Jakarta pada 29 September.

Bentrokan antara pejuang dengan tentara Sekutu-Inggris tak terelakkan. Terjadilah pertempuran sporadis, terutama di Senen, Kramat, dan Klender. Sebagian besar pasukan Madiun ditarik ke Surabaya paska peristiwa 10 Nopember 1945.

Yang tersisa di Jakarta tinggal sekitar 20 orang, yakni Seksi I Lukas Kustaryo di bawah Komandan Kompi I Banu Mahdi. Selanjutnya Kompi I ditempatkan di bawah komando Resimen VI/Cikampek.

Pada 13 Desember 1945, kota dan kampung-kampung di Bekasi dibom dan dibakar tentara Sekutu-Inggris. Penyebabnya, 26 tentara Sekutu-Inggris yang pesawatnya melakukan pendaratan darurat di Rawa Gatel, Cakung, pada 23 Nopember, dibunuh oleh para pemuda Bekasi pada awal Desember.

Lukas yang marah atas tindakan biadab tentara Sekutu-Inggris tersebut, membawa pasukannya dibantu pemuda pejuang Bekasi untuk menyerbuan markas Sekutu-Inggris di Cililitan. “Kita bisa menekan moril pasukan Sekutu-Inggris dan Belanda, sehingga mereka tidak bisa keluar dari Cililitan, menimbulkan kekalutan mereka,” kata Lukas dalam wawancara saya pada 1992 itu.

Dari Bekasi, Lukas dan pasukannya ditugaskan ke Karawang. Di sana, Lukas menikah dengan Sri Soesetien, anak Kepala Stasiun Cikampek, Soekirno, pada 15 Oktober 1946. “Kedua orangtua bapak (Lukas), Djojodihardjo dan Prapti Ningsih, beragama nasrani. Saat menikah dengan ibu saya, beliau (Lukas) sudah muslim,” kata Lusiati.

Ketangguhan Lukas kembali diuji ketika pasukan Laskar Rakyat Jakarta Raya menyerang TRI di Tambun April 1947. Saat perundingan dengan Laskar Rakyat Jakarta Raya mengalami jalan buntu, Batalion I yang dipimpin Lukas bergerak ke Tambun. Lukas berhasil memukul mundur Laskar Rakyat Jakarta Raya.

Sebagian dari pemimpin Laskar Rakyat bergabung dengan tentara Belanda di Jakarta. Lukas merasa kecewa tatkala tentara di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Amir Sjarifuddin memerintahkan batalionnya bersama batalion Supriyatna dan batalion Sumantri, agar pindah ke Tasikmalaya.

Sebagai gantinya, ditempatkan Batalion Beruang Merah dari Tasikmalaya. Namun, pertahanan Beruang Merah di Tambun amat lemah, sehingga sangat mudah ditaklukkan Belanda saat Agresi Militer pada 21 Juli 1947. Pertahanan Republik pun beset hingga Karawang dan Cirebon.
Untuk mengembalikan pertahanan yang sudah dikuasai pasukan Belanda, Divisi Siliwangi melakukan konsolidasi. Lukas dan kawan-kawannya pun dikembalikan ke Karawang-Bekasi. Selain melakukan perang gerilya, mereka juga membentuk pemerintahan sipil, untuk menandingi pemerintahan bentukan Belanda.

Dampaknya, moral pasukan dan penduduk kembali bangkit. Watak agresif dan berani pula yang membuat Lukas kerap berhasil melumpuhkan lawan. Sebagai contoh, kata Soepangat, sebelum kembali ke Karawang-Bekasi pada Oktober-Nopember 1947, Batalion I melumpuhkan pasukan Belanda dalam perjalanan dari Tasikmalaya, Sumedang, Subang, Purwakarta, dan hingga Cikampek.

“Nah, yang bisa menghancurkan panser Belanda itu, ya, Kompi Lukas. Itu sebabnya, Belanda amat mengenalnya,” ujar Soepangat. Makanya, begitu Lukas ditempatkan di Karawang, komandan “begundal” ini membikin “gerah” tentara Belanda.

Buktinya, ujar Soepangat, Belanda banyak kehilangan senjata dan jiwa dalam aksi-aksi gerilya yang dipimpin Lukas. Perang gerilya yang diajarkannya adalah, “Sekali serang, dua kali tembak, tiga kali hilang,” katanya.

“Umpamanya saya pegang pistol, ketemu Belanda. Setelah kita tembak, kita ambil senjatanya, lantas kita menghilang. Itu tiap hari kejadiannya. Ini yang membuat nama Lukas kesohor,” Soepangat menambahkan.

Berbagai cara dilakukan Belanda untuk memburu Lukas, namun lelaki dengan tinggi badan 160 senti meter itu bermata dan berotak jeli bagai elang dan licin bagai belut. Dia selalu lolos dalam setiap penyergapan. Selain mampu mengecoh lawan, Lukas juga dikenal sebagai sosok yang mampu menjalin hubungan erat dengan semua komponen pro-Republik Indonesia.

Dalam menjalankan aksi gerilyanya, Lukas selalu berkoordinasi dengan rekan-rekannya, seperti Kapten Mursjid sebagai Komandan Kompi II bergerak di Gunung Sanggabuana, dan Kapten Kharis Suhud, Komandan Kompi III di Kedung Gede hingga Cibarusah.

Lukas mengakui perjuangannya yang cenderung mulus juga berkat hubungan yang erat antara dirinya dengan gerilyawan lain dari badan-badan perjuangan, jawara, bandit, rampok, hingga rakyat jelata. “Saya menyatukan (semua komponen), jangan sampai perang saudara. Sebagian besar tidak menolak, karena tujuannya melawan Belanda,” kata Lukas. “Pasukan KH Noer Alie membantu. Mereka kasih makan, penunjuk jalan. Kalau saya mau mundur ke mana, semua diatur Pak Kiai,” kata Lukas.

Pada saat Divisi Siliwangi hijrah dari Jawa Barat ke Yogyakarta dan Jawa Tengah sejak Februari 1948, Lukas yang naik pangkat menjadi mayor dan naik jabatan sebagai Komandan Batalion 4 Tajimalela, kembali menunjukkan kebolehannya.

Selain memberantas pemberonakan PKI di Madiun, Lukas juga kerap memukul pasukan Belanda. Ketika itu, pada Desember 1948, tentara Belanda dari Batalion 3-11 RI Brigade W/Divisi B yang bergerak dari Banyumas dak merebut Banjarnegara, namun dihentikan dan dipukul mundur oleh Lukas.

Abner Mote, Anak Petani dari Pegunungan Papua yang Bangga Lolos Menjadi TNI!

09.54
Adalah Abner Mote, anak asli pedalaman Papua kelahiran Kabupaten Deiyai Provinsi Papua ini sangat bangga takkala dirinya berhasil lulus dan dilantik menjadi anggota TNI berpangkat Prajurit Dua.

Ditemui setelah pelantikan dirinya bersama 218 Siswa Dikmata TNI gelombang I Tahun 2016 di Rindam XVII/Cenderawasih, Abner begitu dia dipanggil sangat bangga dan haru bisa masuk menjadi anggota TNI.

“Saya sangat senang dan bangga bisa menjadi TNI, dan saya akan membela bangsa dan negara serta masyarakat,”katanya, Sabtu (17/4/2017).

Abner yang menginginkan masuk kejuruan Infatri ini merupakan anak semata wayang dari Bapak Fransiskus Mote dan ibu Yabelina ini berjanji akan mengabdikan diri untuk masyarakat dan warga kampung Deiyai jika ditugaskan kembali kekampung halamannya.

“Saya akan mengabdi untuk mayarakat di kampung, dan saya berharap Papua tetap dalam NKRI , bersatu,”ucapnya.
Sementara, ayah Abner Mote, Faransiskus Mote, dalam kesempatan yang sama,mengaku sangat bengga atas dilantiknya sang anak menjadi anggota TNI.Bahkan dirinyatidak percaya jika anak semata wayangnya tersebut bisalulus menjadi anggota TNI.

‘Saya sangat bangga,saya tidak percaya anak saya bisa menjadi Tentara, karena kami hanya orang kampung yang hanya berkebun saja,”ungkapnya dengan rasa haru.
Prajurit Dua (Prada) Abner Mote.adalah putra asli Papua yang beruntung. Direkrut khusus oleh TNIuntukmenjalanipendidkan selama lima bulan di Rindam XVII/ Cenderawasih dan selanjutnya dilantik setelah menyelesaikan pendidikan pertama. Prada Abner Mote direkrut khusus oleh Kodam XVII/Cenderawasih melalui jajarannya untuk masuk menjadi anggota TNI bersama 79 putra asli Papua wilayah pegunungan Papua yang lain.

Tujuan perekrutam khusus tersebutdilakukan Kodam XVII/Cenderawasih sperti yang disampaikan oleh Pangdam Mayjen TNI Hinsa Siburian, adalah untuk pemerataan TNI diwilayah Pedalaman Papua. Selain itu,dijadikan ujung tombak yang menyentuh masyarakat setempat karena merekalah yang mengerti akan bahasa dan adat istiadat setempat.( Ed/Papua).

Caption foto :Serda Abner Mote.
abner

sumber : papua.us 

Peringatan Keras Panglima TNI : Kalau tak Waspada Kita Bisa Diusir dari Negara Ini!

09.26
Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan penyebab konflik dan perang kini bergeser bukan lagi akibat perbedaan agama, suku dan bahasa, melainkan untuk memperebutkan energi sebuah negara oleh negara lain. 

"Semua konflik melanda negara-negara penghasil minyak, yang terakhir terjadi di Suriah dan Ukraina. Sekarang, 70 persen konflik karena energi, dan nanti akan berubah ke tujuannya merebut pangan dan air yang konfliknya bergeser ke negara ekuator," katanya saat memberikan kuliah umum di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Rabu. 

Menurut dia, negara-negara ekuator yang menjadi ancaman konflik berlokasi di Asia Tenggara, Afrika Tengah dan Amerika Latin. Indonesia tidak luput menjadi sasaran karena kekayaan alam dan jumlah populasi penduduknya. 

"Kalau tidak waspada, kita bisa diusir dari negeri ini. Seperti Indian di Amerika dan Aborigin di Australia," kata Panglima TNI.

Panglima TNI mengingatkan, ancaman tersebut bisa dikalahkan selama rakyat dan generasi muda Indonesia berpegang teguh pada Pancasila untuk menjaga kebhinekaan NKRI. 

Tokoh pendiri Indonesia menempatkan lima sila Pancasila yang mengandung makna mendalam tentang ketuhanan, kemanusiaan yang adil dan beradab, dan demokrasi Pancasila yang menjunjung tinggi musyawarah untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Republik Indonesia bukan milik satu golongan, adat, dan agama. Islam adalah satu napas dengan ke-Indonesiaan dan kemanusiaan, tanpa membedakan suku," kata Panglima TNI.

sumber : republika

Kisah Lucu Jendral TNI Ogah Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Ini Alasannya!

20.33
Biasanya para pejabat berlomba-lomba dikubur di Taman Makam Pahlawan. Bahkan banyak yang semenjak masih hidup sudah melengkapi aneka syarat untuk dimakamkan di sana.

Namun justru Mayjen Purn Eddie M Nalapraya ogah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Alasannya pun lucu.

Kisah ini diceritakan oleh wartawan senior Panda Nababan dalam testimoninya untuk buku Jenderal Tanpa Angkatan, Memoar Eddie M Nalapraya terbitan Zigzag Creative.

Saat itu Panda bertemu Mayjen Eddie di Taman Makam Pahlawan Kalibata saat pemakaman Ali Moertopo. Keduanya lalu mengobrol.

"Panda, kau kan wartawan. Kau tulis kalau aku meninggal dunia, aku tak mau dimakamkan di sini," kata Eddie.

"Memangnya kenapa Pak?" balas Panda.

"Aku tidak bisa tidur nyenyak. Nanti aku diperintah sana sini oleh para jenderal itu," jawab Eddie.

"Loh apa urusannya dengan para jenderal ini. Kan beliau beliau sudah meninggal?" kata Panda heran.

"Tidak, mereka ini walau sudah meninggal masih suka perintah-perintah," kata Eddie sambil menunjuk makam beberapa orang jenderal.

Panda Nababan tertawa mendengar jawaban Eddie. Dia tak menyangka selera humor Eddie.

Eddie mengaku lebih baik dimakamkan di wilayah Jakarta Utara. Pria kelahiran 1931 ini memang asli Tanjung Priok.

Lain Eddie, lain pula Jenderal Hoegeng. Jenderal Polisi jujur ini juga tak mau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Alasan Hoegeng, banyak pejabat korup yang dimakamkan di sana. Hoegeng tak mau bertemu para koruptor itu lagi.

sumber : merdeka

TUAN GURU BAJANG. Cucu Pejuang Kemerdekaan yang Jadi Gubernur Termuda Indonesia!

06.58
Para pembaca mungkin masih asing mendengar nama Syaikh Zainuddin Abdul Madjid. Tetapi coba anda berkunjung ke Pulau Lombok (sebuah pulau kecil dan indah yang sering dijuluki Pulau Seribu Masjid), kemudian menanyakan nama itu kepada orang asli Lombok, pastilah semua orang yang anda tanya akan kenal sekali dengan nama itu. Terutama di kalangan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pejabat. Apalagi jika pembaca atau wartawan bertanya kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini. Mengapa? Simak terus tulisan ini untuk mendapatkan jawabannya. 

Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah seorang tokoh terkenal di Pulau Lombok bahkan Nusa Tenggara Barat. Di pulau Lombok, sebutan syaikh lebih dikenal dengan sebutan Tuan Guru. Tuan Guru ini identik dengan Kyai di Jawa. Sehingga di depan nama Beliau ini biasanya dituliskan singkatan TGKH (Tuan Guru Kyai Haji). Sehingga dalam penulisan nama Beliau di berbagai tempat secara lengkapnya adalah TGKH Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Profil Beliau juga bisa kita pelajari lebih lengkap melalui ensiklopedia wikipedia.org, seperti yang tertulis berikut ini: Maulana al-Syaikh Tuan Guru Kyai Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (disingkat menjadi Hamzanwadi = Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah) lahir di desa Pancor, Lombok Timur, 5 Agustus 1898 – meninggal di tempat yang sama pada 21 Oktober 1997 Masehi / 19 Jumadil Tsani 1418 Hijriah dalam usia 99 tahun menurut kalender Masehi, atau usia 102 tahun menurut Hijriah. 

Beliau adalah pendiri Nahdlatul Wathan, organisasi massa Islam yang terbesar di provinsi Nusa Tenggara Barat / NTB. Pendidikan Agama di Makkah Al Mukarromah Pendidikan dasar Beliau diselesaikan di Kampung Bermi Desa Pancor, Kabupaten Lombok Timur, NTB (tempat penulis tinggal saat ini). Saat Beliau berusia 15 tahun (tahun 1923 M), beliau dikirim oleh ayahandanya Tuan Guru Abdul Madjid untuk belajar agama di Makkah Al Mukarromah. Di Makkah, beliau belajar di Madrasah Ash Shaulatiyah yang dipimpin oleh Syaikh Salim Rahmatullah. 


Selama belajar di madrasah, beliau dikenal memiliki prestasi akademik yang sangat istimewa. Beliau berhasil meraih peringkat pertama dan juara umum. Dengan kecerdasan yang luar biasa, TGKH. Muhammad Zainuddin berhasil menyelesaikan studi dalam waktu hanya 6 tahun, padahal normalnya adalah 9 tahun. Dari kelas 2, diloncatkan ke kelas 4, kemudian loncat kelas lagi dari kelas 4 ke kelas 6, kemudian pada tahun-tahun berikutnya naik kelas 7, 8 dan 9. Beliau tamat dari Madrasah Shaulatiyah dengan predikat Mumtaz (summa cumlaude) dan ijazah Beliau ditulis langsung dengan oleh ahli khat terkenal di Mekah, yaitu Al-Khathath al-Syaikh Dawud al-Rumani atas usul dari direktur Madrasah al-Shaulatiyah. 

Syaikh Maulana Abdul Madjid
Perjuangan dan Dakwah Sepulangnya Beliau dari Makkah pada tahun 1934, Beliau mendirikan Madrasah Al Mujahidin (1934 M), dan kemudian pada tahun 1937 mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan (disingkat NW). Madrasah inilah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya organisasai agama terbesar di NTB yaitu Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan (NW), yang menjadi perintis dan penggerak sosial keagamaan di Lombok dan Sumbawa. Bahkan saat ini, murid-murid Beliau sudah banyak yang berdakwah dan mendirikan Madrasah NW di berbagai daerah di Indonesia seperti NTT, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Riau, Sulawesi, Kalimantan, bahkan sampai ke mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan lain sebagainya. 

Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, madrasah NW menjadi penggerak dan markas perjuangan melawan penjajah. Beliau bersama adiknya Tuan Guru Haji Muhammad Faisal bertempur dan menyerbu tentara NICA di Kota Selong. Namun akhirnya adik Beliau gugur di medan pertempuran. Pada tahun 1945 pelopor kemerdekaan RI untuk daerah Lombok Pada tahun 1946 pelopor penggempuran NICA di Selong Lombok Timur.


Pengabdian untuk Masyarakat dan Negara Maulana Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah sosok ulama yang jenius, kharismatik, ikhlas, dan bersahaja. Beliau juga sangat berjasa untuk bangsa ini. Karya Selain berdakwah secara langsung dengan berkeliling di seluruh NTB, beliau juga produktif menulis. Bahkan hingga saat ini, beberapa karya Beliau selalu diamalkan oleh kaum Nahdliyyin (pengikut NW) yang dibaca setiap malam Senin dan Jumat di kampung-kampung di sebagian besar wilayah Lombok. 

Beliau wafat pada tanggal 21 Oktober 1997 Masehi (20 Jumadil Akhir 1418 H) dalam usia 99 tahun. Beliau adalah ulama pewaris para nabi. Beliau sangat berjasa dalam mengubah masyarakat NTB dari keyakinan semula yang mayoritas animisme dan paganisme menuju masyarakat NTB yang islami. Buah perjuangan Beliau juga lah yang menjadikan Pulau Lombok sehingga dijuluki Pulau Seribu Masjid. Karena di seluruh kampung di Lombok pasti kita temukan masjid untuk tempat ibadah dan acara sosial, baik yang berukuran kecil maupun besar. 

Saat ini pun, propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dipimpin oleh cucu Beliau, yaitu Dr. Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainul Majdi, MA. Beliau in sering dipanggil Tuan Guru Bajang. Karena umur beliau ini masih muda belia (bajang artinya muda dalam bahasa sasak). Saat terpilih sebagai gubernur, tuan guru bajang ini masih berusia 36 tahun, sehingga dinobatkan sebagai Gubernur Termuda di Indonesia. Cucu syaikh Zainuddin ini merupakan doktor tafsir lulusan Universitas Al Azhar Cairo Mesir. 

Memperhatikan seluruh riwayat kelahiran, pendidikan, dan perjuangan Maulana Syaikh Zainuddin Abdul Madjid baik untuk masyarakatnya dan negaranya, maka sudah sepantasnya Beliau ini diangkat sebagai Pahlawan Nasional Perjuangan. Namun sayang seribu sayang, sampai hari ini saya belum mendengar pemerintah mengeluarkan SK untuk pengangkatan Beliau sebagai Pahlawan Nasional. Padahal, setiap ada kegiatan HULTAH (Hari Ulang Tahun organisasi NW ini) sudah sering kedatangan para pejabat dari pusat. Presiden SBY pun pernah datang ke Pancor ini sebelum jadi presiden. Pejabat lain yang pernah saya catat kedatangannya adalah: Yusril Ihza Mahendra, MS Ka’ban, Hatta Rajasa, Tifatul Sembiring, Hidayat Nurwachid, Nurmahmudi Ismail, Syafii Antonio, dll. 

sumber : kompasiana



Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB) Surati Jokowi, Isinya? Asli MAKAR.!

17.18
Setelah surat pertama tak direspon, kelompok yang mengatasnamakan Negara   Federal Republik Papua Barat (NFRPB) kembali bersurat ke Presiden Jokowi. Isinya juga tak berbeda jauh dengan sebelumnya yakni menawarkan upaya perundingan untuk mengakui sebuah negara di Papua. 

“Ini surat Presiden NFRPB, Forkorus Yaboi Sembut tahap kedua terkait dengan perundingan damai antara NKRI dan NFRPB. Surat tersebut telah diantar ke Jakarta pada 7 Maret lalu dengan 40 tembusan,” kata Elias Ayakeding yang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Federal di Prima Garden Abepura, Senin (3/4).

Dilansir dari Cenderawasih Pos (Jawa Pos Group), dalam surat ini disebutkan enam poin dasar pengajuan surat perundingan yakni pertama hasil ketetapan Kongres Rakyat Papua (KRP) III tertanggal 17 - 19 Oktober 2011 di Lapangan Zakeus, Abepura. 

Kedua, deklarasi secara sepihak atau Unilateral Declaration of Independence (UDI) Bangsa Papua di Negeri Papua Barat pada tanggal 19 Oktober 2011 dalam KRP III adalah dasar hukum kebisaan internasional (Internasional Custom Law) yang mendorong terbentuknya NFRPB. 

Ketiga berdasar UDI, NRFPB secara otomatis telah mendapat predikat subjek internasional yang dikenal dengan Belligerent yang artinya negara yang sedang berjuang untuk mendapat pengakuan dan peralihan kedaulatan administrasi pemerintahan atas wilayah dan rakyatnya. 

Keempat dengan UDI, Bangsa Papua di Papua Barat dan NFRPB sebagai subjek hukum internasional yang baru muncul maka, New York Agreement sebagai hukum perjanjian internasional antara pemerintah Belanda dan pemerintah Indonesia dinyatakan hilang dan tidak berlaku lagi. Karena Papua Barat, mantan wilayah koloni Nederlands Nieuw Guinea sebagai objek perjanjian internasional sesuai dengan Viena Convention on the Law of Treaties Between states 1969. 

“Kelima UDI Bangsa Papua adalah pernyataan pemulihan kemerdekaan atas mantan wilayah koloni Nederlands Nieuw Guinea (Papua Belanda) yang dianeksasi oleh Pemerintah Indonesia. NFRPB tidak mencaplok wilayah Nederlands indisch ( Hindia Belanda) yang adalah wilayah NKRI dan itu sangat jelas,” ujar Forkorus dalam rilis yang dibacakan Elias Ayakeding. 

Dan keenam Indonesia juga menyatakan kemerdekaan dengan menempuh jalan yang sama, melalui unilateral act atau pernyataan sepihak dalam bentuk proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan secara otomatis mendapat predikat subjek hukum internasional yang dikenal dengan belligerent. 

“Surat pertama sudah disampaikan sejak tahun 2012 yang ditujukan pada Presiden SBY yang isinya tentang perundingan damai namun belum mendapat tanggapan. Ini surat penawaran tahap kedua dengan isinya sama yakni perundingan damai,” tambah Ayakeding.

Dikatakan, jika surat kali ini kembali mentok maka akan ada surat terakhir yang sifatnya desakan. Surat kali ini isinya resolusi dan penegasan belum masuk pada desakan. “Kami memberikan deadline waktu,” tegasnya. 

Disinggung soal kelompok lain yang juga berjuang dengan cara lain namun untuk tujuan yang sama, kata Ayakediang  kelompok tersebut tak masuk dalam NFRPB sebab upaya yang dikedepankan lebih pada diplomasi damai sesuai piagam PBB. 

“Kelompok lain berbeda dengan NFRPB. Kami tetap berpatokan pada Kongres Papua II dimana rekomendasikan adalah damai lewat negara federal dan kami tak bicara referendum melainkan pengakuan,” tambahnya. 

Pihaknya juga mempertegas bahwa NFRPB adalah sebuah negara dan bukan kelompok seperti ULMPW sehingga tidak bisa negara dibawa masuk ke kelompok. “Kalau ada yang berbicara soal NFRB itu penyampaian personal dan bukan atas nama Negara. Edison Waromi, Markus Haluk, Jacob Rumbiak,  maupun Otto Mote adalah kelompok yang inkonsisten terhadap deklarasi 19Oktober 2011  sehingga ini bagian dari penegasannya,” imbuh Ayakeding. 

Sumber : jawapos

Panglima TNI : Saya Berikan Prajurit Terbaik! Siap Menjaga Novel Baswedan!

17.03
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan personel jika diminta untuk mengawal penyidik KPK selama 24 jam. Pengawalan diperlukan buntut dari teror terhadap Novel Baswedan.

"Ini (permintaan pengawalan) sudah dikoordinasikan, tinggal pelaksanaannya saja," kata Gatot di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (12/4).  Gatot tidak menyebutkan prajurit yang disiapkannya itu merupakan pasukan khusus yang dimiliki TNI. "Saya berikan prajurit yang terbaik. Saya tak sebutkan siapa orangnya. Kita pengawalan secara tidak terlihat. Jumlahnya tergantung permintaan dan kebutuhan," ujar Gatot.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini pun mengutuk keras tindakan orang tak dikenal yang melakukan penyiraman air keras ke wajah penyidik KPK, Novel Baswedan pada Selasa (11/4).

Novel Baswedan terkena siraman air keras ketika selesai menunaikan ibadah Shalat Subuh di masjid di dekat kediamannya di Kepala Gading, Selasa (11/4) pagi.

Sesaat setelah kejadian, Novel langsung dilarikan ke RS Mitra Keluarga Kepala Gading. Diduga pelaku penyiraman berjumlah dua orang dengan mengendarai sepeda motor dan mengenakan helm.

Penyidik KPK Novel Baswedan dibawa ke Singapura untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut pascamengalami serangan penyiraman air keras pada Selasa (11/4).

"Saya ikut ke Singapura, mohon doanya ya," kata abang Novel, Taufik Baswedan saat dikonfirmasi Antara di Jakarta, Rabu.

Namun, Taufik mengaku tidak memahami teknis perawatan yang akan dijalani oleh Novel di sana. "Teknisnya saya kurang tahu," tambah Taufik.

sumber : merdeka.com

Silahkan di share

MANTAP.! Panglima TNI : Setiap Satu TPS di Jakarta Dijaga Satu Prajurit!

00.17
Mabes TNI akan menempatkan satu prajurit TNI di setiap tempat pemungutan suara (TPS) pada putaran kedua Pilgub DKI Jakarta pada 19 April 2017 mendatang. Langkah ini dilakukan untuk menjaga keamanan saat pencoblosan berlangsung.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, telah berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk mengamankan Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. Pengamanan akan dilakukan prajurit TNI yang sifatnya di Bawah Kendali Operasi (BKO) Polri.

"Saya sudah bekerja sama dengan Kapolri antara lain di  TPS-TPS nanti ada anggota TNI-Polri. BKO dengan kepolisian, nanti kepolisian yang akan menentukan," kata Gatot di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, 12 April 2017 kemarin.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menjelaskan, jumlah personel TNI yang akan menjaga TPS pada putaran kedua nanti akan ditambah. Sebab, jumlah TPS yang ada juga mengalami penambahan sebanyak 11 TPS dari 13.023 TPS menjadi 13.034 TPS. 

"Tentu (ada peningkatan) TPS saja ada berapa sekarang. Tapi satu TPS itu minimal ada satu orang," ujar Gatot. Terkait dengan mekanisme pengamanan, Gatot mengaku tidak dapat menjelaskan secara rinci karena masih akan dibahas dengan Kapolri. 

"Berapa jauh jaraknya dan tentu nanti kita adakan apel oleh Kapolri, kemudian nanti oleh polres-polres, kemudian masuk jadi sasaran," ujarnya. Selain mengamankan TPS, sambung Gatot, TNI juga siap menjaga wilayah-wilayah lainnya yang dianggap rawan konflik. 

Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto menambahkan, sudah ada pemetaan daerah-daerah rawan konflik pada pencoblosan nanti. “Pasti sudah dipetakan, kita selalu memetakan daerah-daerah rawan, kemungkinan kerawanannya apa saja,” ucapnya. 

sumber : sindonews

MENDEBARKAN.! Pasukan TNI Mengantar Bantuan Seragam ke SD Terpencil di Kalimantan!

10.39
Video viral pelajar SD di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat yang meminta bantuan tas sekolah, sampai ke telinga Presiden Joko Widodo.

Presiden langsung mengirim bantuan yang diminta tersebut melalui sekretaris pribadinya.

Adapun, tim yang ditugaskan untuk mengirimkan bantuan tersebut berangkat pada Kamis, 6 April 2017, lalu.

"Presiden telah melihat video itu dan langsung memerintahkan Sespri untuk mengirim bantuan," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi Saptopribowo, Rabu (12/4/2017).

Tidak hanya tas sebagaimana permintaan empat pelajar SD itu, Presiden juga mengirimkan paket bantuan lain.

Mereka mendapatkan buku tulis sebanyak 10 buah, pulpen, pensil, penghapus, penggaris, rautan, buku gambar, krayon, tempat pensil, tempat makan dan minum, sandal, serta satu set seragam sekolah termasuk topi dan dasi.

Paket bantuan itu juga diberikan kepada pelajar SD di beberapa sekolah di Kabupaten Bengkayang.

Rinciannya sebagai berikut: 135 paket bantuan untuk pelajar SDN 04 Sungkung, 148 paket untuk pelajar SDN 11 Senebeh, 168 paket untuk pelajar SDN 10 Medeng, dan sebanyak 151 paket bantuan untuk pelajar SDN 09 Senoleng.

Untuk masing-masing sekolah tersebut, Presiden juga memberikan paket bantuan lainnya yang berisikan 4 set foto Presiden dan Wakil Presiden, 2 bendera merah putih, buku soal-soal, 10 kotak kapur tulis, 2 penghapus papan tulis, 2 atlas, 2 peta dunia, dan 100 papan alas ujian.

Bantuan tersebut dibagikan serentak Senin, 10 April 2017 pukul 09.00 WIB lalu.

Kumpulan foto





sumber : tribun

Saking Seringnya Menang Lomba Menembak, Indonesia Raya Disebut Lagu Sampai Petang!

09.54

Kontingen TNI AD berhasil membawa pulang gelar juara umum dalam laga ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke-26. Prajurit TNI ternyata sempat mendapat 'godaan' dari Filipina selaku tuan rumah.

"Pihak Filipina memberikan godaan dengan tour terpimpin. Tour yang dikoordinir sama panitia melihat tempat-tempat wisata di sana seperti mal, museum dan sebagainya," kisah Komandan Kontingen TNI AD dalam AARM Mayor Inf Wimoko saat berbincang di Mabesad, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (13/12/2016).

Maksud Filipina sebenarnya baik dengan memberi service kepada para peserta. Sambil berkelakar, Wimoko menyebut service tersebut adalah godaan bagi para atlet petembaknya sebab tour tersebut digelar di awal-awal pertandingan.

"Boleh dibilang godaan, tapi kelemahan prajurit saya itu tidak bisa hidup enak. Karena punya misi datang untuk menang, mereka tidak mau bersenang-senang sebelum misi itu tercapai," ucapnya.

Wimoko pun membuat siasat agar pihaknya tidak mengecewakan Filipina sebagai tuan rumah namun tidak membuat para petembak hilang konsen. Dia mengirim tim official untuk ikut pada tour itu.
Cerita Soal 'Godaan' Filipina ke Prajurit TNI AD Saat Lomba Tembak AARMFoto: Elza Astari/detikcom

"Saya punya siasat, yang ikut dalam tour itu bukan petembak tapi tim pendukung termasuk saya. Kita menjaga diplomasi, menjaga kebersamaan. Jangan sampai tidak ikut jadinya diplomasi enggak baik. Tapi tetap tujuan petembak fokus tercapai," terang Wimoko.

Saat sudah berada di Filipina, para atlet petembak tidak bisa berlatih kembali di lapangan sebelum pertandingan. Meski begitu, Wimoko tetap meminta mereka berlatih lewat imajinasi.

"Petembak kami ada keterbatasan ditaruh di penginapan, saya antisipasi dengan meminta mereka melakukan imaginary training. Membayangkan latihan padahal mereka hanya duduk," jelas Danyon 811 Gultor Sat 81 Kopassus itu.

Latihan dengan cara tersebut ternyata cukup membantu dalam memperoleh kemenangan. "Itu terbukti. Menurut penelitian, atlet itu antara latihan di lapangan dengan imaginary training yang paling bagus dikombinasi. Jadi digabung," tambah Wimoko.
Cerita Soal 'Godaan' Filipina ke Prajurit TNI AD Saat Lomba Tembak AARMFoto: Saat TNI merayakan kemenangan di AARM/ Elza detikcom

Kisah lain yang cukup berkesan bagi Kontingen TNI AD adalah saat pertandingan di kategori senjata otomatis. Dari tiga juara, semuanya direbut oleh tim Indonesia. Itu membuat tiga Bendera Merah Putih dikibarkan secara bersama-sama saat pemberian hadiah. Foto momen tersebut sempat menjadi viral di media sosial.

"Jadi ada bercandaan antar komandan kontingen. Terutama dari Malaysia dan Brunei karena sama-sama bisa bahasa Melayu," cerita Wimoko.

Seringnya tim Indonesia menjadi juara pada berbagai kategori pertandingan, membuat lagu Indonesia Raya selalu dikumandangkan setiap harinya. Komandan kontingen negara tetangga pun menyebut lagu Indonesia Raya sebagai "lagu sampai petang" karena tak henti-hentinya diperdengarkan saat momen pemberian hadiah.

"Dari Malaysia bilang apa lagu sore ini (tim yang menjadi pemenang). Brunei bilang pasti Indonesia Raya. Malaysia bilang itu 'lagu sampai petang'. Komandannya bahkan bercanda itu kasetnya rusak karena diulang-ulang terus," Wimoko menuturkan.

"Dia juga bilang kalau bisa saya curi kasetnya biar panitia enggak menyalakan lagu Indonesia Raya. Pernah tim Indonesia, Malaysia dan Brunei bareng di podium, tapi Malaysia bilang tetap tak ada lagu mereka," imbuhnya.


Hal tersebut lantaran tim harus berada di posisi pertama di setiap pertandingan jika ingin lagu negaranya dikumandangkan. Atau perwakilan peserta harus mendapat medali emas.

"Mereka bilang sampai hafal lagu Indonesia Raya. Karena setiap hari terdengar terus. Makanya disebut 'lagu sampai petang'," tutup Wimoko. 

sumber : detik

Ketika Prabowo Menolak Kewarganegaraan dari Yordania. Alasannya Sungguh Mengharukan!

09.01
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar digoyang isu kewarganegaraan ganda. Arcandra disebut berkewarganegaraan Amerika Serikat dan Indonesia.

Ahli perminyakan ini membantah isu tak sedap tersebut. Indonesia memang melarang warga negaranya memiliki dua kewarganegaraan. Jika melanggar, orang tersebut kehilangan status sebagai warga negara Indonesia.

Arcandra menegaskan dia hanya kuliah di AS dan masih menjadi warga negara Indonesia sampai sekarang.

"Saya itu orang Padang asli, istri saya orang Padang asli. Lahir dan besar di Padang. Cuma saat kuliah S2, S3 saya di AS. Saya pergi ke AS pada 1996. Sampai saat sekarang saya masih memegang paspor Indonesia. Paspor Indonesia saya masih valid. Hayo, mau nanya apa lagi?," ujar Arcandra di Jakarta, Minggu (14/8).

Isu ini ditanggapi beragam. Ada yang meminta tak perlu dibesar-besarkan, ada juga yang meminta diusut tuntas.

Isu pejabat berkewarganegaraan ganda ini bukan hal baru. Tahun 2014 lalu, Letjen (Purn) Prabowo Subianto juga diserang isu serupa. Saat panas-panasnya Pilpres, Prabowo diserang memiliki kewarganegaraan Yordania.

Kabar ini langsung dibantah kubu Prabowo. Orang dekat Prabowo, Fadli Zon, menegaskan Prabowo tak pernah sedetik pun memiliki kewarganegaraan ganda. Prabowo memang sempat tinggal cukup lama di Amman, Yordania, selepas kisruh 1998. Namun Prabowo tak benar Prabowo menjadi WN Yordania.

Fadli menuturkan, selama di Amman, Prabowo hidup sederhana dan bepergian dengan taksi. Prabowo bahkan punya sopir taksi langganan yang bernama Muhammad. " Prabowo di Amman belajar bisnis, belajar bahasa Arab, dan dihargai oleh pangeran-pangeran Arab," tulis Fadli saat itu.

Fadli menambahkan Prabowo juga menolak menjadi penasihat militer Yordania. Padahal sahabatnya sendiri, Pangeran Abdullah yang memintanya. Keduanya bersahabat karib sejak lama.

Direktur Komunikasi dan Media Tim Kampanye Nasional Prabowo-Hatta, Budi Purnomo Karjodihardjo saat itu menjelaskan Prabowo menolak menjadi WN Yordania karena cinta pada Indonesia dan tak mau kehilangan status sebagai WNI. Budi menambahkan tudingan kewarganegaraan ganda pada Prabowo adalah sebuah black campaign.

sumber : merdeka.com