Di tempat latihan yang berlokasi di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, kita nggak akan menemukan peralatan fitness yang biasa ditemukan di gym. Peralatan seperti treadmill, barbel dan sepeda statis diganti dengan kantong pasir, tangga, tali tambang, rantai dan ban.
“Ini adalah latihan dasar yang bisa dilakukan siapa saja. Kita bisa berlatih dimana pun dan kapan pun. Tidak ada peralatan khusus yang diperlukan. Pokoknya peralatan minimalis yang bisa membentuk badan,” kata Elberlino Tiwa, founder MFBT Jakarta yang pernah mengikuti U.S.Corps Training di San Diego, Amerika.
Salah satu bentuk latihan dalam MFBT. (APTN)
Layaknya olahraga lain, MFBT diawali dengan pemanasan. Setelah itu peserta langsung melakukan High Intensity Tactical Training (HITT). Caranya dengan mengangkat kantong pasir seberat 15 kilogram sambil melompati ban dan tangga yang direbahkan di lantai. Rata-rata satu sesi latihan berlangsung selama satu jam.
“Seperti di militer, olahraga ini melatih orang untuk siap dengan kondisi apapun. Jadi tidak hanya fokus di satu latihan untuk membentuk otot tertentu. Tapi mendorong orang untuk lincah dan tangkas,” jelas Tiwa.
Hasil MFBT terlihat jelas pada peserta yang rutin mengikuti latihan. Salah satunya Sri Rahayu Yulianty, yang turun sampai 70 kilogram setelah latihan selama 2 tahun.
“Saya nggak sakit lagi. Pokoknya fit terus walaupun kerja sibuk, capek, tapi memang harus dipaksain. Karena tiap hari makan jadi tiap hari harus di-burn (kalorinya),”cerita Rahayu.
Training ala militer ini diikuti peserta berusia 20-40 tahun. Semuanya mengikuti latihan kebugaran sesuai kemampuan tubuh masing-masing. Tapi walaupun sudah disesuaikan, sebaiknya calon peserta menjalani screening kesehatan terlebih dulu, karena MTBF termasuk olahraga berintensitas tinggi.
Selain kebugaran fisik, latihan ini juga diklaim bisa menguatkan teamwork dan mental seseorang. Bagaimana, siap latihan fisik dengan gaya tentara?
sumber : netz