Menilik Strategi Prabowo - Agus Yudhoyono di Pilpres 2019. Mungkinkah?

19.50
Pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono akan membahas soal konstelasi politik dalam pemilu presiden 2019. Sejumlah petinggi Gerindra dan Demokrat menyebut isu-isu politik terkini seperti UU Pemilu dan Pansus Angket KPK juga tak luput dari pembahasan. 
Mengenai pemilu presiden 2019, Demokrat-Gerindra diprediksi memiliki sejumlah opsi koalisi yang bisa ditempuh. Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan Demokrat bisa kawin dengan Gerindra di Pilpres 2019 jika kursi mereka tak cukup untuk mengusung calon di Pilpres 2019, sesuai ambang batas pemilu presiden. 

"Demokrat kan juga punya keinginan untuk mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai capres tapi Demokrat harus menarik PAN. Tapi kursinya tetap tidak cukup, jadi harus dapat kursi lain lagi. Ini menunggu misalnya ada partai koalisi Jokowi yang membelot," ujar Arya kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (27/7).

Jika tak bisa mengusung calon sendiri, maka Demokrat diprediksi akan bergabung dengan Gerindra-PKS dan merelakan AHY sebagai cawapres. 

"Kalau Demokrat tak berhasil menarik satu partai lagi, saya kira mereka akan berpikir realistis. Opsinya, mereka mendukung AHY menjadi RI-2," ujar Arya.
Prabowo dan SBY

"Bagi Demokrat, Pilpres 2019 ini adalah uji coba apakah AHY bisa memenangkan pertempuran. Tapi pertempuran sebenarnya bagi AHY adalah di 2024," ujarnya. 

Dengan skenario ini, kata Arya, Prabowo diyakini tidak akan keberatan memilih AHY sebagai cawapres. Namun, Gerindra tentunya punya pekerjaan rumah untuk memberikan kompensasi bagi PKS yang sudah berjalan sejak awal. Kompensasi yang diberikan, kata dia, bisa saja dengan memberikan lebih banyak calon kepala daerah kepada kader PKS.

Skenario kedua bagi AHY, adalah jika Demokrat berhasil menggandeng PAN dan kemudian ada partai koalisi yang membelot seperti PPP atau PKB. Apalagi, PKB dan PPP memang punya sejarah dengan SBY. Jika perolehan kursi cukup, Arya memprediksi Demokrat akan nekat mengusung AHY sebagai capres.

Menang atau kalah, kata dia, tidak akan jadi masalah bagi Demokrat. Sebab, pilpres 2019 akan dijadikan ajang uji coba dan kampanye untuk memasarkan AHY sebelum ia benar-benar bertarung di 2024.

"Pertarungan sebenarnya itu 2024 bagi AHY, karena Jokowi sudah dua periode misalnya dan Prabowo juga pernah bilang hanya akan satu periode karena faktor usia," ujar Arya. 

Artikel Terkait

Previous
Next Post »